Belajar percakapan bahasa komering.

![]() |
Proses pemberian gelar dalam suku Komering. |
Api kabar KOLPA PUWARI?.
Terima kasih kok singgah di blog PUTRA KUMORING.
Sebelum sikandua melanjut ko api sai haga sikandua bahas.
Kemaapan lamon sekira nak wat say kurang pas atau kurang berkenan.
Tulisan sija semata mata sikandua persembahkan sebagai wujut cinta rik bangga sikandua akan luhurna budaya dan adat istiadat suku Komering.
Apakah jajuluk adok atau gelaran itu?.
Menurut hukum adat Suku Komering, jika seorang pemuda sudah menikah,maka wajib memiliki Jajuluk adok atau gelaran.
Jajuluk adok atau gelaran adalah salah satu tradisi masyarakat Suku Komering digunakan sebagai nama panggilan untuk menunjukan kasta seorang dalam keluarga, selain itu adok juga menunjukan status sosial seseorang bagi masyarakat Suku Komering.
Jajuluk adok atau gelaran dalam bahasa Indonesianya kira-kira bermakna pemberian gelar .
Rangkaian prosesi pemberian gelar adat untuk suku keturunan Kumoring yaitu ketika yang bersangkutan melangsungkan pernikahan, pemberian gelar ini adalah sebagai bentuk penghargaan bagi pasangan yang baru menikah .
Pemberian gelar ini biasanya dilakukan oleh tetua adat dengan terlebih dahulu berdiskusi dengan kedua orang tua calon mempelai.
Apa saja Jajuluk adok atau gelaran yang biasa digunakan??
Sebutan Gelar atau dikenal dengan Jajuluk adok atau gelaran dalam bahasa kumoring tidak terbatas hanya istilah seremonial saja, Jajuluk adok atau gelaran bisa dengan ungkapan , bergantung dengan kesepakatan tetua adat dan pemberi ide jajuluk adok tadi yang dalam hal ini orang tua kedua mempelai.
Secara baku, untuk pemberian Jajuluk Adok atau gelaran di daerah komering diberikan menurut kedudukan dan status sosialnya di masyarakat .
Kedudukan Bangsawan ,bila dia laki-laki diberi gelar yakni:
DALOM untuk anak cucu tua.
MANGKU untuk anak laki-laki di bawah DALOM;
MENTERI untuk anak laki-laki di bawah MANGKU;
Selain itu juga digunakan Jajuluk adok atau gelaran lainnya seperti:
PRABU untuk anak tua – cucung tua;
RADEN untuk dibawah PRABU-adiknya;
RATU untuk gelar dibawah RADEN;
PANUTUP untuk anak paling bungsu.
Namun di masyarakat Komering,kita juga menemukan Jajuluk adok atau gelaran yang lainnya, seperti orang tua penulis bergelar ALIM, selanjutnya kakek penulis bergelar KUTA MARGA, dan masih banyak lagi gelar yang lain nya seperti MADONA,SURYA, SAMPURNO,JAYA, dan lain-lain.
Yang intinya mengandung makna DOA, HARAPAN, atau ADOK turunan dari OrangTua mereka Dahulu.
Untuk anak perempuan yang akan diberikan nama adat atau kunai biasanya menyesuaikan nama adat suaminya, semisal suaminya bergelar SAMPURNO,maka sang istri berkunai NAI SAMPURNO.
Bagaimana proses pemberian jajuluk adok atau gelaran tersebut??
Dalam proses pemberian jajuluk adok atau gelaran biasanya tetua adat membunyikan tabuh tabuhan (pada umumnya ditabuh sebuah Gong Adat), sambil dibacakan semacam Petuah hiring hiring dalam bahasa Kumoring.
Pantuan Petuah atau hiring hiring tadi sangat kental dengan syair bernuansa Kumoring.
Selanjutnya ketua adat akan menyebut kan gelar dari kedua mempelai dan meminta kesediaan seluruh hadirin khususnya keluarga besar dari keduanya untuk mengangkat gelar tersebut .
Dan yang terakhir,pemangku adat akan memberikan sertifikat bukti keabsahan gelar bagi keduanya.
Komentar
Posting Komentar